Langsung ke konten utama

Guru Intelektual

Rasulullah Muhammad S.A.W, Seokarno, Mohammad Hatta, Sjarir, Tan Malaka, Aidit, Nyato, Ali Shariati, Asghar Ali Angineer, Hasan Hanafi, Arkoun, Abu Hasan Al-Asy’ari, Abu Mansur Al-Maturidi, Imam Hanafi, Imam Syafi’i, Imam Malik, Imam Hambali, Imam Junaidi, Imam Ghozali, Hadratus Syaikh Kiai K.H Hasyim Asy’ Ari, Muhammad Bagir Ash-Shadar, Murtadha Muthahhari, Jaluluddin Rakhmat, Nurcholisc Madjid, J Sudarminta, Muhammad Al-Tijani Al-Samawi, Amin Rais, Eko Prasetyo, Eko P. Dharmawan, H. Mundiri, Ibnu Khaldun, Ibnu Sina, Andrea Hirata, Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi, Hamid Algar, Muhammaaad Iqbal, Amsal Bakhtiar.

Sokrates, Plato, Aristoteles, Nicholas Copernicus, Johannes Keppler, Galileo Galilei, Niccolo Machiavelli, Thomas More, Francis Bacon, Rene Descartes, Blaise Pascal, Baruch De Spinoza, Thomas Hobbes, John Lucke, G.W. Leibniz, Christian Wolff, George Berkeley, David Hume, Voltaire, Jean Jacques Rousseau, Immanual Kant, J.C Fichte, F.W.J Schelling, Arthur Schopenhauer, Auguste Comte, John Struat Mill, Herbert Spenser, Soren Kierkegaard, Friedrich Nietzsche, Vlademir Iiyich, Ulyanov, Rosa Luxemburg,  Pierre Joseph Proudhon, Mao Zedong, Ludwig Andreas Von Feuerbach, Lev Davidovick Trotsky, Karl Heindrich Marx, Georgy Valentinovich Plekanov, Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Friedrich Engels, Ernesto Guevara Lynch De La Serna, Avram Noem Chomsky, Antonio Gramsci, Stalin, Karl Kautsky, William James, John Dewey, Hendry Bergson, Edmund Husserl, Max Scheller, Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Karl Jaspers, Gabriel Marcel, Herbert Marcuse, Arnold Toynbee, Pitirim A. Sorokin, Emile Durkheim, Telcott Person, Neil Smeller, Everett E. Hagen, David Mcclelland, Thorstein Veblen, W.F Orgburn, Al-Ghosali, Mohammed Arkoun, Paulo Fraire, Michel Foucault, Ivan Iilich, Jurgen Hubermas, Neil Posman, Henry Giroux, Max Weber, Ernes G. Bormann, Nancy C. Bormann, Jostein Gaarder.

Hans Kelsen, John Austin, Hans Nawiasky, Paton, Satjipto Rahardjo, Soerjono Soekanto, H.L.A Hart, Montesque, Munir Fuady, Sudargo Gautama,  Philupus M. Hadjon, Achmad Ali, Noer Fauzi, Thomas Hobbes, C. Van Vollenhoven, Iman Sudiyat, Budi Harsono, Laica Marsuki, W. Friedmann, Rusli Efendy, Qoudri Azizy, Anton Reinhart, Ny. Soemiati, Saifullah, Muhammad Erwin, Hidayat Muharam, Karjadi, Bohari, D.F Scheltens, Philipphe Nonet, Philip Selznick, Marwan, Von Aquino, Van Savigny, Risco Pound, Jeremy Bentham, N.E Algra, Curson, Ultrec, Logmann, Bagir Manan, Mad’fud M.D, Jimly Asshiddiqie, Bishop Hodly, St. Agustine, Freud, Hakim Holmes, Hakim Frankfukter, Fuller, Dworkin, Bichel, Tocqueville Jerome Frank, Harold Berman, Von Jhering, A. Hamid S. Attamimi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beberapa Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Era Reformasi

BAB II PEMBAHASAN A.     Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia Sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia sudah ada sejak lama. Indonesia adalah negara berdasarkan hukum, hal ini dapat kita lihat dengan tegas di dalam penjelasan UUD NRI tahun 1945. Dalam negara hukum mengandung pengertian setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum, tidak ada satu pun yang mempunyai kekebalan dan keistimewaan terhadap hukum. Salah satu tujuan hukum adalah untuk menciptakan keadilan di tengah-tengah pergaulan masyarakat, sedangkan keadilan adalah salah satu refleksi dari pelaksanaan hak asasi manusia dan hukum adalah keterkaitan yang erat, karena dalam pelaksanaan hak asasi manusia. Keterkaitan antara hak asasi manusia dan hukum adalah keterkaitan yang erat, karena dalam pelaksanaan hak asasi manusia adalah masuk ke dalam persoalan hukum dan harus diatur melalui ketentuan hukum. Peran Indonesia dalam perjuangan hak asasi internasional sej

Danau Universitas Hasanuddin

Saat itu, kududuk  di bawah sebuah pohon yang besar Di sebuah pinggir tangah danau  Kulihat barbagai macam aktivitas mahasiswa Memandang danau Universitas Hasanuddin Betapa indahnya suasana itu Seseorang memancing Sekelompok orang berdiskusi Seseorang bercinta Aku menatap mereka Kumelihatnya dan melukisnya dalam-dalam Kuteringat Pada suatu ketika dahulu Saat aku menyelesaikan pendidikanku di sekolah menengah atas Kuingin menjadi seorang mahasiswa di tempat ini Tapi, semuanya telah menjadi angan-angan yang telah berlalu Kupikir tugasku saat ini adalah belajar Dan membaca sebanyak mungkin Kuyakin tuhan mengetahui Yang tebaik untukku Maafkan aku, Kuterpesona dan terjatuh dengan keindahanmu Di danau Universitas Hasanuddin. Makassar, 12 Oktober 2013 Muh. Aslan Syah

Kertas-kertas Yang Berbicara

Sungguh aku tak tahu apa yang mereka pikirkan Orang-orang telah mengasingkan Orang-orang telah melupakan Bagaikan sampah di mata mereka Saat ini engkau telah kesepian Hanya debu-debu yang menempel ditubuhmu Rayap-rayap bernyayi Memangsa dan melukai Wahai kertas-kertas yang berbicara Berbicaralah pada mereka yang telah melupa Berbicaralah bagaikan nyanyian serangga di malam hari. Mario, 09.13, 25 Juli 2013 Muh. Aslan Syah