Langsung ke konten utama

Postingan

Daun Kering di Musim Hujan

Daun Kering di Musim Hujan Aku menanti kesunyian yang tak kunjung tiba di musim hujan. Di bawah langit yang gelap, ada pohon yang diam, ada suara yang tak terucap. Aku harus berkata pada bintang, jika hujan membuat daun menjadi kering di musim ini. -Muh. Aslan Syah
Postingan terbaru

Senja di Pagi Itu

Senja pagi tiba Di pondok tempat tinggalku Kuberhadap pada pagi yang dingin Ketika hujan telah redah Kumenatap rumah-rumah warga Tak ada satu pun aktifitas kala itu Lampu-lampu rumah satu persatu mati Suasana semakin memilukan hati Mengiris jiwaku Kutatap kembali apa yang ada diatas kepalaku Burung-burung sibuk terbang dalam berbagai arah Setidaknya mereka tahu akan kesibukannya Setidaknya ia mengetahuinya  Ketika aku memperhatikanya Tanda akan kegelisahanku semakin nyata Kuberharap hari itu semuanya telah usai Aku telah menyecewakan kedua orang tuaku Sebuah wajah yang begitu kucintai lebih dari diriku Hari ini kuberharap hujan kembali membasahi pondok Ketika semalam kuhabiskan waktuku untuk menulis Bawalah aku ke alam mimpi Senja di pagi itu Kutertidur dan kuterbangun kembali. Makassar, 06.00, 06 Desember 2013 Muh. Aslan Syah

Melawan Rasa Takut

Akan Kusampaikan tentang diriku Yang takut akan kematian Yang menghantui membanyangi jiwa yang hidup Ataukah takut padanya yang tak akan memberikan nilai yang baik untukku Lihatlah dengan mata Ketika sekolompok mahasiswa Melakukan aksi demonstrasi Melawan polisi dengan persenjataannya   Apakah engkau takut padanya? Apakah engkau akan lari dari kenyataan ini? Menghindarlah, jadilah seorang pengecut Ketika kuberjalan Kemenatap mereka pribumi Kulihat bocah-bocah kecil yang tak bersekolah Pengemis tua dipersimpangan jalan Apakah arti semua ini? Ketertidur dalam sebuah malam yang gelap Terbayanglah semuanya Kucoba untuk melawan rasa takut ini Sejak dulu menghantuiku Semua akan berbeda Hari ini akan kubuktikan padamu Pergilah bersamanya melawan ketidakadilan ini. Manuruki, 08 Desember 2013 Muh. Aslan Syah

Kuingin Segera

Ketika telah tiba dipenghujung tahun ini Ketika hujan kian datang membasahi kota Matahari tak pernah muncul ketika itu Kuingin semuanya telah usai Berlalu tanpa luka Suara-suara merdu di kampus Teriakan-teriakan seorang demontran Orang-orang yang dipersimpangan kiri jalan Orang-orang kanan, bahkan orang alim Menemani hari-hariku sajak dulu di tempat ini, Universitas Negeri Makassar Aku masih ingat semuanya 3 tahun yang lalu Ketika itu aku masih menggunakan pakaian hitam dan putih Kira-kira akulah orang yang paling bodah di masa itu Namun, aku datang dalam perbedaan Ketika malam tiba Kuhabiskan waktuku untuk menulis dan berfikir Rasanya bukanlah sesuatu yang sulit untukku Kuingin  menyelesaikannya Kuingin pergi jauh, meninggalkan kota ini Belajar hukum dan sastra di Universitas Indonesia Berdiskusi bersama teman-taman bijak Menemukan buku yang tak pernah kusentuh Kuingin menemukannya. Manuruki, 04.25. 10 Desember 2013 Muh. Aslan Syah

Ketika Suara Adzan Tiba

Suara adzan telah tiba Ayam berkokok, petanda pagi menghampiri Udara terasa dingin  Menusuk jiwa-jiwa sunyi Ketika itu, aku masih dalam kelelahan panjang Mungkin aku dalam kelaparan Ataukah aku belum menyelesaikan sesuatu Cobalah untuk melawan kelelahan Membersihkan tubuh dengan air wudhu Bersembahyang dan meminta doa kepada Tuhan Selalu saja ketika itu,  Wajah kedua orang tuaku terbayang-bayang Kurindu mereka Kurindu akan suasana kecilku dulu Kuingin kembali. Manuruki, 05.00. 10 Desember 2013 Muh. Aslan Syah

Danau Universitas Hasanuddin

Saat itu, kududuk  di bawah sebuah pohon yang besar Di sebuah pinggir tangah danau  Kulihat barbagai macam aktivitas mahasiswa Memandang danau Universitas Hasanuddin Betapa indahnya suasana itu Seseorang memancing Sekelompok orang berdiskusi Seseorang bercinta Aku menatap mereka Kumelihatnya dan melukisnya dalam-dalam Kuteringat Pada suatu ketika dahulu Saat aku menyelesaikan pendidikanku di sekolah menengah atas Kuingin menjadi seorang mahasiswa di tempat ini Tapi, semuanya telah menjadi angan-angan yang telah berlalu Kupikir tugasku saat ini adalah belajar Dan membaca sebanyak mungkin Kuyakin tuhan mengetahui Yang tebaik untukku Maafkan aku, Kuterpesona dan terjatuh dengan keindahanmu Di danau Universitas Hasanuddin. Makassar, 12 Oktober 2013 Muh. Aslan Syah

Catatan Kecil Untuk Dunia

Dunia tampak begitu berbeda Dunia telah berubah Seiring dengan berubahnya masyarakat Waktu telah menjawab segalanya Semua kegelisahan dan keresahan ini Sebuah teka-teki Absurd dalam ketiadaan dan keberadaanya Dunia tak berdaya lagi Kehancurannya dikerenakan oleh ulah manusia Keserakahan dan kebenciannya kepada bangsa lain Menumpahkan darah dan air mata Di bumi yang tak tahu menahu Berbicaralah dan jangan engkau membisu kepadaku Kemiskinan yang dilanda oleh bangsaku Kekuasaan yang diperebutkan Eksploitasi kekayaan bumi mengakibatkan bencana yang mematikan Menguntungkan segelintir manusia egois yang tak berperasaan Apakah semua ini? Mengapa dunia berubah dan hanya membisu? Tuhan jawablah segalanya Sebuah cacatan kecil tentang duniaku. Makassar, 3.47, 07 Desember 2013 Muh. Aslan Syah